Abstrak :

Persaingan industri perbankan saat ini semakin meningkat, baik dalam hal penyediaan inovasi produk serta peningkatan kualitas transaksi dan pelayanan. Untuk mengatasi masalah tersebut diciptakan sebuah terminal yang dikenal dengan ATM. Namun fungsionalitas dan efektifitas ATM tersebut belum memenuhi kebutuhan nasabah dikarenakan pengambilan keputusan penentuan lokasi ATM belum menggunakan SPK sehingga banyak kriteria yang terlupakan dalam penentuan lokasi ATM terbaik. Metode AHP yang merupakan sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia sedangkan metode SAW dengan konsep dasar mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. AHP digunakan untuk memberikan pembobotan pada masing-masing kriteria dan SAW untuk melakukan perangkingan dari masing-masing alternatif. Terdapat 7 kriteria dengan 11 sub kriteria pada pembobotan dan 76 data alternatif. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil delpoyment ATM dengan hasil perhitungan sistem. Dari 76 data alternatif yang diujikan, terdapat 38 lokasi deployment ATM. Dari hasil pengujian yang ditampilkan dalam confusion matrix, pada kriteria yang tidak teruji signifikansi didapatkan 33 data True Positive, 38 True Negative, 5 False Negative dan 5 False Positive dengan akurasi sebesar 86,84%, dan pada kriteria yang teruji signifikansi didapatkan 35 data True Positive, 35 True Negative, 3 False Negative dan 3 False Positive memiliki akurasi 92,11%.

Visit :

https://teknosi.fti.unand.ac.id/index.php/teknosi/article/view/801


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *